Harga minyak stabil sambil menanti kelanjutan stimulus AS


PT KP PRESS - Harga minyak mentah stabil siang ini setelah munculnya harapan baru untuk stimulus fiskal Amerika Serikat (AS). Namun, kekhawatiran atas meningkatnya infeksi virus corona yang menghambat permintaan bahan bakar tetap membatasi kenaikan harga emas hitam ini.

KONTAK PERKASA FUTURES - Kamis (1/10) pukul 13.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2020 turun 1 sen menjadi US$ 40,21 per barel. Pada sesi sebelumnya, harga minyak melonjak 2,4%.

PT KONTAK PERKASA - Sementara itu, harga minyak mentah berjangka jenis Brent menguat 2 sen menjadi US$ 42,32 per barel, setelah jatuh 0,2% pada Rabu (30/9).

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Sentimen bagi harga minyak datang setelah pemerintahan Donald Trump mengusulkan paket stimulus baru kepada Partai Demokrat di DPR senilai lebih dari US$ 1,5 triliun.  

"Bahkan jika Trump benar-benar menandatanganinya, itu masih harus disetujui dan berasal dari DPR. Namun, tampaknya kemajuan sedang dibuat dengan Partai Republik sebesar US$ 1,5 triliun, dan Demokrat sebesar US$ 2,2 triliun," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior untuk Asia Pasifik dari OANDA.

"Sekarang kami memiliki penyebaran pasar, kemungkinan kompromi telah meningkat secara dramatis dan ini akan menjadi positif bagi pasar," lanjut Halley.

Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pembicaraan dengan Ketua DPR Nancy Pelosi membuat kemajuan untuk paket bantuan Covid-19. Selain itu DPR AS sudah menunda pemungutan suara terhadap pekat bantuan senilai US$ 2,2 triliun. Ini dilakukan untuk memberikan lebih banyak waktu bagi kesepakatan bipartisan untuk bersatu.

Data Energy Information Administration (EIA) yang dirilis kemarin pun masih menyokong harga minyak khususnya WTI karena menunjukkan persediaan minyak mentah dan distilasi, termasuk solar dan bahan bakar jet, yang turun lebih dari yang diharapkan pada pekan lalu.

Tetapi kekhawatiran terhadap permintaan tetap ada karena pandemi telah menginfeksi lebih dari 7,2 juta dan menewaskan lebih dari 206.000 orang di Negeri Paman Sam.

Meningkatnya pasokan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga membebani pasar, dengan produksi meningkat 160.000 barel per hari (bph) pada September dari Agustus karena beberapa instalasi Libya dimulai kembali dan ekspor Iran tumbuh.  

Riset ANZ mencatat, laporan Rusia meningkatkan produksi di luar kuota dalam pengelompokan OPEC dan sekutunya, yang disebut OPEC +.

"Meningkatkan pasokan dari OPEC + akan mempertaruhkan upaya penyeimbangan kembali karena pasar masih bergulat dengan permintaan yang lemah," kata ANZ Research.

Dalam survei Reuters, 40 analis dan ekonom sekarang melihat permintaan global menyusut 8 juta-9,8 juta barel per hari tahun ini versus konsensus 8 juta-10 juta barel per hari bulan lalu.

Namun mereka memangkas prospek harga minyak tahun ini, dengan rata-rata perkiraan untuk patokan minyak mentah Brent di US$ 42,48 per barel untuk tahun 2020 turun dari perkiraan rata-rata US$ 42,75 bulan lalu.

Prospek harga minyak mentah A.S. 2020 berada di US$ 38,70 per barel versus US$ 38,82 yang diperkirakan pada bulan Agustus. 

Source : kontan.co.id

Comments

Popular posts from this blog

Saham Eropa Ditutup Lebih Tinggi Seiring Investor Mengamati Inflasi AS dan PDB Inggris

Saham Eropa Bervariasi seiring Penurunan pada Komoditas

Harga emas mantul kembali dengan sangat kuat, tembus US$ 2.000 lagi?