Harga acuan minyak mentah pertahankan level tertinggi berkat pelemahan dolar AS



PT KP PRESS - Harga acuan minyak mentah masih bergerak stabil pada perdagangan hari ini. Si emas hitam ini berjuang untuk mempertahankan level tertinggi dalam lima bulan yang dicapai pada sesi sebelumnya, setelah mendapat tekanan dari kekhawatiran permintaan bahan bakar yang disebabkan oleh gelombang kedua infeksi virus corona melebihi penurunan dolar Amerika Serikat (AS).

KONTAK PERKASA FUTURES - Kamis (6/8) pukul 09.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman September 2020 turun 3 sen atau 0,1% ke US$ 42,16 per barel. sementara harga minyak mentah berjangka Brent kontrak pengiriman Oktober 2020 naik 6 sen menjadi US$ 45,23 per barel. 

PT KONTAK PERKASA - Dua kontrak acuan ini naik lebih dari 1% pada sesi sebelumnya menuju level tertinggi sejak 6 Maret. Hal itu juga menyelesaikan reli empat hari berturut-turut. Sokongan terkuat bagi harga minyak datang dari data Energy Information Administration (EIA) yang melaporkan penurunan stok minyak mentah AS lebih besar dari proyeksi analis. 

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Namun, investor tetap waspada terhadap peningkatan persediaan produk olahan AS. Mengingat di saat yang sama, sejumlah pejabat Federal Reserve di beberapa negara bagian mengatakan, kebangkitan kasus virus corona memperlambat pemulihan ekonomi di konsumen minyak terbesar dunia itu.

Data EIA menunjukkan, stok minyak sulingan, yang mencakup solar dan minyak pemanas, naik ke level tertinggi dalam 38 tahun, dan persediaan bensin secara tak terduga naik untuk minggu kedua berturut-turut.

"Sulit untuk menjadi terlalu konstruktif terhadap pasar minyak dengan permintaan terhenti dan produk ini overhang," kata ING Economics dalam sebuah catatan, Kamis.

EIA menghitung permintaan bensin tetap sekitar 8,6 juta barel per hari, atau turun 10% dari tahun sebelumnya, tepat saat musim mengemudi di Negeri Paman Sam tiba, yang oleh ANZ Research disebut sebagai "periode permintaan musiman terbesar di dunia", mereda.

Namun, penurunan dolar AS baru-baru ini telah mendukung harga minyak yang lebih tinggi. Karena harga minyak berjangka yang diperdagangkan dalam the greenback, menjadi lebih murah jika menggunakan mata uang lainnya. 

"Karena minyak dihargai dalam dolar, itu bagus untuk minyak," kata Market Strategist AxiCorp Stephen Innes dalam sebuah catatan.

Dolar mencatat persentase penurunan bulanan terbesar dalam satu dekade terhadap sekeranjang enam mata uang pada bulan Juli dan jajak pendapat Reuters menemukan analis memperkirakan akan terus jatuh ke tahun depan.

Source : kontan.co.id


Comments

Popular posts from this blog

Saham Eropa Ditutup Lebih Tinggi Seiring Investor Mengamati Inflasi AS dan PDB Inggris

Saham Eropa Bervariasi seiring Penurunan pada Komoditas

Harga emas mantul kembali dengan sangat kuat, tembus US$ 2.000 lagi?