Harga minyak terseret jumlah kasus virus corona baru di AS yang capai rekor terburuk


PT KP PRESS - Harga minyak koreksi setelah kekhawatiran tentang lonjakan kasus Covid-19 yang baru di Amerika Serikat (AS) melebihi tanda-tanda pemulihan permintaan bensin di Negeri Paman Sam. Mengutip Reuters, Kamis (9/7) pukul 09.30 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2020 turun 14 sen, atau 0,3% ke US$ 40,76 per barel. Pada sesi sebelumnya, harga minyak WTI sudah naik 0,7%. 

KONTAK PERKASA FUTURES - Serupa, harga minyak Brent kontrak pengiriman September 2020 tergelincir 7 sen atau 0,2% ke US$ 43,22, setelah naik 0,5% pada hari Rabu (8/7). "Pasar berjuang untuk mendapatkan keyakinan yang kuat ke atas pada titik saat ini," kata Lachlan Shaw, Head of Commodity Research National Australia Bank. "Ada beragam bukti sesuai permintaan." Pada Rabu (8/7), harga minyak memang mendapat sokongan setelah data Energy Information Administration menunjukkan cadangan bensin AS turun 4,8 juta barel di pekan lalu. Realisasi ini jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan para analis. Mengingat permintaan bensin di pekan yang berakhir 4 Juli tersebut naik menjadi 8,8 juta barel per hari, tertinggi sejak 20 Maret.

PT KONTAK PERKASA - Namun, lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara bagian AS, yang juga meningkatkan prospek penguncian baru yang kemungkinan akan menahan setiap pemulihan berkelanjutan dalam permintaan bahan bakar menjadi pemberat harga minyak. Lihat saja, permintaan bensin turun di daerah-daerah di mana kuncian sedang dipulihkan di AS, sementara permintaan di Pantai Timur AS, tempat infeksi virus corona lebih terkendali, pulih dengan baik, kata Shaw.

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Terbaru, Negeri Paman Sam melaporkan lebih dari 60.000 kasus Covid-19 baru pada Rabu lalu. Menurut penghitungan Reuters, ini jadi peningkatan terbesar yang pernah dilaporkan oleh suatu negara dalam satu hari, dengan infeksi meningkat di 42 dari 50 negara, Pasar juga dalam pola holding menjelang pertemuan pada 15 Juli dari panel pemantauan pasar OPEC+. Saat itu, para produsen minyak dapat memutuskan untuk mengurangi atau memperpanjang rekor penurunan pasokan 9,7 juta barel per hari untuk bulan Agustus.

Panel telah menekan produsen yang masih belum memenuhi kesepakatan OPEC+, seperti Irak dan Nigeria, untuk meningkatkan kepatuhan mereka dengan pembatasan. Angola telah setuju untuk sepenuhnya mematuhi komitmen pasokannya, bergerak untuk memotong lebih banyak dari Juli hingga September untuk menebus kelebihan produksi sebelumnya, sumber OPEC mengatakan minggu ini.

Sementara itu, anggota OPEC lainnya, Libya, yang telah diblokade sejak Januari, sedang mencoba untuk melanjutkan ekspor, dengan National Oil Corp Libya mengangkat force majeure di terminal minyak Es Sider pada hari Rabu. Namun, sebuah kapal tanker minyak dicegah memasuki pelabuhan.

Source : kontan.co.id

Comments

Popular posts from this blog

Saham Eropa Ditutup Lebih Tinggi Seiring Investor Mengamati Inflasi AS dan PDB Inggris

Saham Eropa Bervariasi seiring Penurunan pada Komoditas

Harga emas mantul kembali dengan sangat kuat, tembus US$ 2.000 lagi?