Harga emas spot stabil di US$ 1.725,23 karena dolar melamah


PT KP PRESS - Harga emas stabil pada perdagangan Selasa (16/6) pagi. Didukung oleh dolar AS yang lebih lemah, turun setelah Federal Reserve mengumumkan akan membeli obligasi korporasi individu di pasar sekunder. Meskipun kenaikan dalam selera risiko membatasi kenaikan harga emas batangan. Mengutip Reuters, pukul 08.30 WIB, harga emas spot di US$ 1.725,23 per ons troi.

KONTAK PERKASA FUTURES - Harga emas berjangka AS naik 0,4% menjadi US$ 1.733,60 per ons troi. Indeks dolar turun 0,2% terhadap saingannya, membuat emas lebih murah untuk pemegang mata uang lainnya. Selain itu, The Fed pada hari Senin mengumumkan perubahan pada program pembelian obligasi, memperluas kisaran aset yang memenuhi syarat untuk mencakup semua obligasi korporasi AS yang memenuhi kriteria tertentu. Di sisi lain, bursa saham Asia mengikuti lonjakan Wall Street semalam karena investor menyambut langkah The Fed untuk mendukung pasar keuangan.

PT KONTAK PERKASA - Sentimen lain, Bank of Japan diperkirakan akan menjaga pengaturan moneter stabil pada pertemuan kebijakan hari ini. Mengukur efek dari langkah-langkah stimulus yang sudah diumumkan untuk mendukung ekonominya. Emas cenderung mendapat manfaat dari langkah-langkah stimulus luas dari bank sentral karena secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang. 

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Sementara itu, kasus baru global virus corona mencapai lebih dari 8 juta pada hari Senin, ketika infeksi melonjak di Amerika Latin serta Amerika Serikat dan China bergulat dengan wabah baru. Untuk logam lainnya, harga palladium naik 1,5% menjadi US$ 1.936,93 per ons troi dan platinum naik 0,7% menjadi US$ 817,20, sedangkan perak turun 0,4% menjadi US$ 17,37.

Source : kontan.co.id

Comments

Popular posts from this blog

Saham Eropa Ditutup Lebih Tinggi Seiring Investor Mengamati Inflasi AS dan PDB Inggris

Saham Eropa Bervariasi seiring Penurunan pada Komoditas

Harga emas mantul kembali dengan sangat kuat, tembus US$ 2.000 lagi?